Sajadah Panjang Peradilan Agama di Bumi Nusantara
Oleh: Musthofa, S.H.I., M.H [1] (Hakim Pengadilan Agama Bajawa) A. PENDAHULUAN “Ada sajadah panjang terbentang, Hamba tunduk dan rukuk, Hamba sujud tak lepas kening hamba….” . Penggalan lirik lagu “sajadah panjang” yang dinyanyikan oleh Bimbo sangat tepat untuk membuka arah manuskrip ini. Melihat sepanjang perjalanan Peradilan Agama ibarat sajadah panjang terbentang. Kehidupan adalah tempat untuk beribadah. Sebelum sajadah dikatup, mari kita jalani kehidupan sebagaimana mestinya; menjadikannya sebagai ladang ibadah. Ibadah dalam konotasi komprehensif. Menjalani kehidupan, mengerjakan aktivitasnya dengan mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Sajadah panjang, atau dalam arti sesungguhnya kehidupan dunia tidak akan digelar untuk kedua kali bagi kita. Selagi kita hidup, selagi sehat, selagi muda, bersegeralah dan berkonsistenlah untuk menjalankan kehidupan sebagai ibadah. Peradilan Agama yang saat ini familiar dan menjadi nomenklatur sebagai bentuk peradilan “Islam” pun memilik